OSOM KOLAT

 

OSOM KOLA


Musim hujan mulai rutin mengguyur wilayah Kabupaten Bangkalan, termasuk Wilayah Madura dan sekitarnya, seperti di Kecamatan Galis suhu udara sejuk, bahkan cenderung dingin.

Kondisi tersebut ternyata memberi berkah tersendiri bagi warga, karena bisa mendapatkan jamur (KOLAT)secara gratis di sekitar pekarangan rumah / semak2 

hujan cukup tinggi di sertai angin seperti yang terjadi akhir-akhir ini menjadi pertanda bahwa akan banyak Jamur / Kolatyang tumbuh liar di sekitar pekarangan rumah / semak2 cukup melimpah. Tak ayal, warga mengambilnya untuk dikonsumsi maupun dijual. 





Tumbuhan yang bernama latin clitocybe nebularis itu memang banyak tumbuh di daerah bangkalan yang jenis tanahnya tanah kapur

Ada beragam jenis Jamur / Kolat yang diberi nama oleh masyarakat Madura itu sendiri. Ada Jamur / Kolat Janur yang berwarna putih. Karena yang putih dan lemah seperti Janur, masyarakat agak memberi nama Jamur / Kolat Janur ( Kolat Jhânur ). Ada juga Jamur / Kolat Kerucut ( Kolat Krocok ). Penamaan ini karena bentuk Jamur / Kolat yang mirip kerucut saat masih kuncup. Warnanya pun agak sedikit kehitaman bila dibandingkan dengan Jamur / Kolat Janur. Ada pula Jamur / Kolat Kecil (Kolat Tétté). Ukurannya sangat kecil.Hingga saat ini, sudah tercapai hanya seperti bihun yang matang. Ada juga Jamur/Kolat Bulan. Bentuknya bundar besar saat sudah mekar, seperti bulan purnama.

Yang tak kalah menarik, saat musim Jamur / Kolat ini, orang-orang di wilayah tertentu akan berebut dan saling mencari mencari Jamur / Kolat . Prinsipnya, siapa cepat dia dapat. Yang kalah akan disisakan bekas tumbuhnya Jamur / Kolat saja. Padahal tidak demikian. Yang mendapatkan Jamur / Kolat tetap dia yang diberi rejeki oleh Allah di hari itu. Di musim Jamur / Kolat seperti sekarang, sudahkah Anda memanfaatkan rasa alami Jamur / Kolat pembohong? Jika belum, coba cari di alam sekitar Anda. Tentu di alam yang masih benar-benar alami dan lembab



Tidak semua  jamur  karena ada beberapa jenis jamur yang  bisa dimakan  atau dimakan dan aman dikonsumsi. Namun, permasalahannya sulit untuk orang awam membedakan mana yang agak baik dan tidak lama. Selain itu, ada beberapa jamur yang masih bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti  ling zhimaitake , dan  enokitake .

 

Di dalam jamur yang mengandung beberapa jenis senyawa toksin yang bisa menyebabkan dampak buruk pada kesehatan manusia, seperti  Amatoxin/ amanatinGyromitrin ,   Orellanine ,   Ibotenic Acid ,   Muscimol ,  Psilocybin , dan  Coprine .

 

setidaknya, ada enam perbedaan fisik yang mencolok antara jamur dan tidak beracun. Berikut ini perbedaannya.

            Warna tubuh buah bervariasi, mulai dari merah, kuning terang, putih, hitam legam, hingga jingga.

2.      Mengeluarkan aroma amonia atau seperti bau kotoran.

3.      Biasanya memiliki cincin atau cawan pada bagian pangkal batangnya.

4.      Tumbuh di tempat koto

5.      Jika dipotong dengan pisau  stainless steel , akan terlihat noda hitam atau biru pada pisau.

6.      Jika dimasak, akan mengalami perubahan warna.

 

Warna yang mencolok memancing rasa penasaran untuk memegang atau malah menggunakannya. Biasanya di bagian tudung jamur tersebut terdapat bintik-bintik yang mencolok. Jamur ini mudah hancur apabila diraba dan jika dipotong akan mengeluarkan getah.

Untuk menghindari salah pilih jamur, jangan sekali-sekali menganalisis jamur sendiri tanpa bersama ahli. jamur yang sudah dibudidayakan karena jamur tersebut dipastikan aman. Jangan pernah mengambil jamur yang masih belum mekar akan sulit menganalisis bentuk fisik jamur.

Jamur yang tidak dapat dimakan biasanya tumbuh di area yang kotor dan berbau seperti pada kotoran sapi. Jamur tersebut sering disebut sebagai  jamur ajaib  karena bisa membuat seseorang mengalami halusinasi yang bisa membahayakan diri sendiri.

 

Konsumsilah jamur yang masih segar dan tidak menunjukkan adanya bagian yang terdekomposisi oleh ulat atau larva lainnya. Usahakan mengonsumsi jamur dalam keadaan sudah dimasak.